Ads Header

Pages

Tampilkan postingan dengan label Seputar Kehamilan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seputar Kehamilan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 Maret 2011

7 Cara Mengurangi Nyeri Kontraksi

Salah satu proses yang akan dihadapi ibu hamil menjelang persalinan adalah kontraksi. Pada ibu hamil sering terjadi kontraksi palsu (disebut Braxton Hicks), yaitu kondisi rahim mengencang lalu mengendur lagi. Secara sederhana, rasanya seperti ketika Anda mengalami kram perut saat menstruasi. Namun, apabila kontraksi terjadi menjelang persalinan, intensitas yang lebih kuat, frekuensinya pun lebih sering dan lebih lama.
Saat-saat kontraksi seperti ini ibu hamil akan merasa sangat tidak nyaman, degdegan, dan khawatir, terutama bagi yang baru pertama melahirkan. Namun, nyeri akibat kontraksi ini bisa sedikit dikurangi dengan beberapa cara:

1. Membenamkan diri di air
Berendam di dalam air hangat menjelang persalinan cukup efektif mengurangi nyeri. Kondisi tanpa berat saat duduk di bathtub akan mengurangi tekanan dan rasa sakit, sementara hangatnya air akan melunakkan dan menenangkan otot-otot. Apabila di rumah sakit tak tersedia bathtub, coba sirami lembut perut Anda dengan air hangat dari shower. Tekanan dari mulut shower itu akan memberikan kenyamanan untuk Anda yang punya masalah nyeri punggung bagian bawah.

2. Buat bebunyian
Ketika sedang kesakitan, perempuan yang menghadapi persalinan kerap mengeluarkan suara-suara atau rintihan yang malah membuat tak nyaman. Coba turunkan pundak, dan buatlah suara-suara yang dalam dan rendah untuk membantu Anda bernapas lebih dalam, dan merilekskan otot-otot panggul Anda. Menyanyi, mengulang-ulang kalimat dari bacaan, atau menghitung, juga kerap dilakukan untuk mengalihkan pikiran dan meredakan nyeri.

3. Ubah posisi Anda
Anda perlu mencoba posisi yang tidak menentang gravitasi, seperti membuka panggul. Caranya, duduklah bersandar di dinding, di sandaran kursi, atau pada tubuh suami. Mengubah posisi saat persalinan adalah salah satu cara paling populer untuk mengurangi peluang intervensi lain. Tetapi, begitu dokter melakukan tindakan, Anda akan dilarang bergerak karena monitoring pada bayi dalam kandungan harus dilakukan terus-menerus.

4. Minta dukungan
Kebanyakan ibu hamil yang menjelang persalinan tidak ditemani dokter, bidan, atau perawat, sampai tiba waktunya untuk mengejan. Meminta suami, ibu, atau saudara perempuan menemani bisa cukup membantu. Anda akan membutuhkan orang yang mau mendengarkan keluhan dan rintihan Anda, tidak seperti perawat atau dokter yang sudah menganggap persalinan adalah hal biasa. Perempuan cenderung akan menjalani persalinan yang lebih efisien jika mereka merasa aman. Dalam hal ini, pendamping dan lokasi persalinan cukup berperan.
5. Lakukan pijatan
Pemijatan yang baik jika dilakukan dengan tekanan yang konsisten dan mengarah ke bawah. Anda bisa duduk sambil memeluk bantal atau menghadap sandaran kursi, sementara pasangan memijat punggung dan pinggul Anda. Pasangan bisa menggunakan bola tenis untuk mengurut tulang belakang dan punggung bawah, dengan gerakan memutar. Agar pasangan siap memijat, lakukan latihan memijat jauh-jauh hari sebelumnya.

6. Lakukan afirmasi
Rasa takut akan sesuatu yang belum tentu terjadi akan meningkatkan persepsi nyeri. Anda bisa mengucapkan kalimat-kalimat afirmasi, yang menyatakan bahwa melahirkan adalah proses alami yang bisa dilakukan semua perempuan. Mungkin akan ada masalah, tetapi selalu ada cara untuk mengatasinya. Kadang-kadang keinginan kuat untuk bersalin secara normal bisa mendorong perempuan untuk menekan rasa takut dan lebih berani menghadapinya. Anda juga bisa berbagi mengenai ketakutan-ketakutan Anda, bahkan menangis, apabila itu bisa melegakan Anda.

7. Pikirkan hal-hal yang menyenangkan
Oksitosin, hormon yang menyebabkan kontraksi, juga dilepaskan saat Anda dipijat, orgasme, jatuh cinta, dan ketika Anda merasa aman. Hormon ini sebenarnya hormon yang intim, namun rasa takut yang intens bisa memperlambatnya. Anda tidak harus menguasai gerakan-gerakan yoga untuk dilakukan menjelang persalinan. Menciptakan lingkungan yang terasa lebih nyaman juga akan sangat membantu Anda.
Read more

Seperti Apa Rasanya Kontraksi?

Rasa takut kaum perempuan menghadapi persalinan umumnya makin menjadi ketika memasuki masa kontraksi. Mereka yang baru pertama kali hamil mungkin akan mendengar cerita-cerita seperti, “Kontraksi itu rasanya seperti rajanya kram saat menstruasi”. Seperti ada gelombang rasa sakit, dan Anda harus mengikuti gelombang itu dan bukan melawannya. “Nggak sakit sih, tapi rasanya cukup intens. Punggung rasanya sakit sekali,” begitu kata yang lain.

Apa yang digambarkan oleh teman-teman atau saudari Anda ini ada benarnya. Apalagi, yang dialami para perempuan saat kontraksi memang berbeda. Namun dari pengalaman yang berbeda-beda, dan arti katanya, kontraksi menunjukkan suatu fungsi tubuh tertentu. Apa tepatnya yang terjadi pada tubuh perempuan ketika terjadi kontraksi?

Rahim merupakan otot terbesar di dalam tubuh perempuan. Ketika Anda berkontraksi, otot tersebut meregang. Hal itu terjadi begitu saja, sama ketika perut Anda berkontraksi waktu Anda muntah, misalnya. Terasa ada remasan, pengencangan, dan penyusutan pada otot tersebut. Rahim memang meregang dan mengecil. Penyusutan itu menarik serviks sehingga terbuka, dan akhirnya mendorong bayi ke kanal kelahirannya (vagina).

Rahim sendiri berada di panggul Anda, dan terhubung ke otot-otot pada punggung bawah Anda. Rahim juga pada dasarnya mendominasi seluruh tubuh atas Anda. Jadi sepanjang proses persalinan, sebelum Anda mendorong bayi keluar, sensasi dari kontraksi itu terasa menjalar di sekitar pinggang. Juga, di area punggung bawah dan area panggul.

Gelombang kontraksi itu datang dan pergi. Kram saat menstruasi lebih seperti nyeri yang lambat, dan bisa lebih sakit atau tidak begitu sakit. Sedangkan kontraksi menjelang persalinan akan menimbulkan rasa kram yang hebat (banyak perempuan yang menilainya sama dengan kram menstruasi), tetapi rasa sakitnya timbul-tenggelam.

Meski begitu, setiap perempuan bisa saja mengalami hal yang berbeda. Ada juga yang tidak merasakan sakit sama sekali. Bahkan pada fase pelebaran yang paling aktif, ketika jarak kontraksi begitu dekat dan berakhir hingga 90 detik, rasa sakitnya lenyap saat jeda. Namun, memang, karena kontraksi itu datang dan pergi, sulit menemukan analogi yang tepat untuk persalinan.

Jeda tersebut akan cukup lama pada fase persalinan awal (antara 5-30 menit), kemudian menjadi lebih pendek. Pada persalinan yang sangat aktif, kontraksi datang setiap 2-3 menit, sehingga meskipun ada jeda namun Anda tetap merasakan gelombang rasa sakit itu. Awalnya terasa sedikit nyeri, namun kemudian menjadi lebih hebat hingga mencapai puncaknya. Setelah itu intensitasnya mengendur lagi. Saat nyeri menghilang, Anda merasakan kelegaan yang luar biasa.

Kram saat menstruasi mungkin membuat perut bagian bawah Anda seperti diremas-remas. Pada kontraksi, rasa sakit seperti menyebar dari punggung bawah ke sekeliling tubuh, sehingga akhirnya terasa sangat menguras energi ketika datangnya lebih lama dan lebih kuat.

Maka bisa dibilang, kontraksi terjadi ketika otot meregang, menimbulkan kram yang terasa di sekujur tubuh atas dan panggul. Untuk menguranginya, Anda bisa berendam di air hangat, menggunakan bantal panas, dan sebagainya (baca: 7 Cara Mengurangi Nyeri Kontraksi).
Read more

Asap Rokok Bikin Bayi Lahir Prematur

Kita semua tahu bahwa rokok bisa membahayakan kandungan ibu hamil. Pada bungkus rokok saja sudah tertulis dapat mengakibatkan gangguan kehamilan dan janin. Tetapi ternyata tak hanya ibu hamil yang merokok saja, tetapi perokok pasif alias yang terpapar asap rokok dari orang lain pun bisa mengalami masalah pada kandungannya. Riset UK Center for Tobacco Control Studies di University of Nottingham menyimpulkan bahwa ibu hamil yang terkena paparan asap rokok dari orang lain (perokok pasif) memiliki risiko bayinya lahir prematur atau terlahir dengan masalah kesehatan.

Anak yang terlahir dari wanita yang merokok selama kehamilan memiliki peningkatan risiko bayi terlahir dalam keadaan tidak bernyawa, berat badan lahir kurang, dan masalah kesehatan lainnya.

Kerap ditemukan, ibu hamil yang menjadi perokok pasif mengalami masalah pada berat badan lahir si bayi, tapi belum jelas apakah paparan asap rokok selama kehamilan bisa memengaruhi masalah kelahiran bayi pada wanita yang tidak merokok.

University of Nottingham di Inggris menganalisis 19 studi hubungan antara wanita hamil nonperokok tetapi sering terkena paparan asap rokok selama kehamilan. Datanya menunjukkan peningkatan risiko bayi lahir dalam keadaan tak bernyawa sebanyak 23 persen dan 13 persen peningkatan masalah pada kelahiran bayi.

Analisis yang muncul pada jurnal Pediatrics edisi April 2011 ini tak menemukan hubungan antara perokok pasif dan keguguran sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu aau kematian bayi dekat dengan waktu kelahiran.

“Namun, saat ini kita bisa katakan dari analisa ini bahwa ibu hamil yang menjadi perokok pasif memiliki peningkatan risiko keguguran dan melahirkan bayi dengan masalah malformasi kongenital. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi pentingnya ibu hamil untuk menjauhi asap rokok selama kehamilan baik di rumah maupun di tempat umum,” jelas salah seorang peneliti, Jo Leonardi-Bee, PhD, seperti dikutip dari WebMD.

Menurut Leonardi-Bee, rumah masih menjadi sumber terutama asal paparan asap rokok para wanita bukan perokok. Meski sekarang aturan-aturan pelarangan merokok di tempat umum sudah banyak dicanangkan, namun tak ada larangan merokok di kawasan tempat tinggal, sehingga tempat tinggal masih menjadi lokasi terutama terkena paparan asap rokok.

Menurut Jonathan P Winickoff, MD, dari Harvard Medical School, berhenti merokok adalah salah satu hal yang paling bisa dilakukan untuk mencegah bayi lahir dengan berat badan kurang dan masuknya bayi ke dalam neonatal intensive care (NICU), alias ruang isolasi bayi yang lahir terlalu cepat.
Secara kasar, menurut Winickoff, 1 dari 5 bayi dalam NICU ada karena masalah paparan asap rokok saat dalam kandungan. Studi menggambarkan bahwa perokok pasif saat ini menjadi kekhawatiran yang sama seperti ibu hamil perokok.
Read more

Tukeran link



Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali

Kolom blog tutorial